Toko Pasutri

11/12/12

Bagaimana Cara Mengontrol Gairah Seks di Masa Puber?


Pubertas adalah pertanda bahwa bocah yang awalnya polos mulai berkembang organ seksualnya. Pada anak yang mengalami pubertas dini, seringkali perkembangan mentalnya tidak secepat perkembangan fisiknya. Jika tidak dikontrol, gairah yang muncul bisa bikin berabe.

Umumnya anak perempuan mengalami pubertas pada usia 8-13 tahun sedangkan laki-laki usia 9-14 tahun. Namun sekarang ini tak jarang dijumpai anak-anak yang puber lebih cepat dari usia tersebut atau dikenal dengan pubertas dini.

"Pubertas dini dapat disebabkan oleh nutrisi anak yang lebih baik sehingga perkembangan fisiknya juga jadi lebih cepat. Selain itu, jika sudah terpapar tayangan yang memancing gairah seksual sejak dini juga dapat memicu anak lebih cepat matang secara seksual," kata Dr. Nugroho Setiawan, MS, Sp.And spesialis andrologi dari RS Fatmawati kepada detikHealth seperti ditulis, Rabu (21/11/2012).

Kematangan organ reproduksi merupakan salah hal yang menyertai pubertas. Akibatnya mulai muncul dorongan untuk bereproduksi atau dorongan seksual. Namun karena jiwanya masih labil seperti halnya anak-anak, pubertas dini berisiko memicu remaja terjerumus dalam perilaku seks yang tak aman.

"Remaja ini organ seksualnya sudah matang, tetapi secara psikoseksual belum sehingga memperbesar kemungkinan melakukan perilaku seksual yang berisiko ataupun seks pra nikah," imbuh dr Nugroho.

Untuk memperkecil risiko tersebut, dr Nugroho menyarankan agar remaja yang sedang puber diberi kegiatan atau aktivitas yang menyibukkan. Bisa dengan olahraga ataupun hobi sehingga membuat energi dan pikirannya dipenuhi oleh hal-hal yang produktif. Selain itu, tubuh sebenarnya secara alami sudah memiliki mekanisme berupa mimpi erotis.

Apabila aktivitas yang menyibukkan tersebut belum mampu membendung gairah remaja, maka sah-sah saja jika remaja melakukan masturbasi. Bukan berarti menyarankan mengajarkan anak-anak untuk bermasturbasi, namun orang tua ataupun guru harus bersiap memberikan penjelasan akan seksualitas jika anak bertanya.

"Biasanya anak-anak menemukan sendiri caranya bermasturbasi. Saat itulah orang tua perlu menjelaskan kepada anak apa yang sebenarnya dia alami. Orang tua harus terbuka kepada anak dan sebaliknya, jadi orang tua sebaiknya menjadi teman anak-anaknya agar anak mau berkomunikasi secara terbuka," kata dr Nugroho.

Dr Nugroho menekankan peran orang tua amat penting bagi remaja, tak hanya remaja yang mengalami pubertas dini saja, melainkan para remaja secara keseluruhan. Untuk remaja dengan pubertas dini, orang tua memang agaknya perlu berupaya lebih keras karena tantangannya lebih besar dibanding remaja pada umumnya. Sumber.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

10/12/12

Apa yang Perlu Dipersiapkan Orang Tua Jelang Masa Puber Anak?


Masa puber layaknya gerbang yang menyambut anak-anak menuju tahap kehidupan yang lebih tinggi, yaitu masa remaja. Dengan problematika yang lebih kompleks, ada banyak hal yang perlu dipersiapkan orang tua dan tenaga pendidik bagi anak-anak yang menjelang puber.

Yang paling perlu diperhatikan saat puber adalah perkembangan organ reproduksi yang semakin matang. Artinya, mulai muncul dorongan yang cukup besar untuk melakukan hubungan seks. Padahal remaja sebenarnya belum siap secara mental dan fisik.

"Salah satu hal yang paling penting bagi anak-anak untuk menghadapi pubertas adalah pendidikan seks. Penelitian menemukan bahwa remaja cenderung mau melakukan hubungan seks berisiko karena tak tahu apa konsekuensinya," kata Dr. Nugroho Setiawan, MS, Sp.And spesialis andrologi dari RS Fatmawati kepada detikHealth seperti ditulis pada Rabu (21/11/2012).

Mengenalkan konsekuensi hubungan seks berisiko seperti kehamilan tak diinginkan serta penularan infeksi menular seksual akan mencegah remaja terjerumus. Selain itu, mengajarkan tanggung jawab juga akan membuat remaja berpikir ulang jika hendak melakukan hubungan seks pra nikah.

Dr Nugroho menjelaskan bahwa pendidikan seks sebaiknya dimulai sejak dini, bahkan idealnya sejak anak-anak sudah belajar berbicara. Pada tahap awal, pendidikan dapat dilakukan dengan cara mengenalkan perbedaan jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan. Materinya semakin ditingkatkan seiring pertumbuhan anak.

"Menjelang puber, anak-anak sebaiknya mulai diberitahu bahwa nanti dia akan mengalami mimpi basah kalau pria dan keluar darah menstruasi pada wanita. Penelitian menemukan bahwa hanya 10 persen laki-laki yang mendapat informasi ini dari orang tuanya, sedangkan pada perempuan lebih banyak, yaitu 90 persen," kata dr Nugroho.

Banyaknya gadis muda yang mendapat pendidikan seks ini nampaknya merupakan pertanda bahwa orang tua lebih menaruh perhatian besar kepada anak gadisnya. Mungkin karena menstruasi seringkali menimbulkan kepanikan saat pertama kali dialami. Namun seharusnya anak laki-laki juga perlu mendapat porsi yang sama.

Pada anak-anak remaja, yang perlu diajarkan adalah kesehatan reproduksi dan fungsi organ-organ reproduksi. Apabila tidak diberi pendidikan seks, remaja memilki kecenderungan untuk mencari jawaban sendiri atas rasa penasarannya. Yang berbahaya adalah apabila remaja mencari jawaban dari orang atau media yang salah, misalnya dari film biru atau pornografi.

Informasi yang keliru ini justru membuat anak melakukan tindakan seksual tanpa menyadari konsekuensinya. Apalagi untuk anak yang mengalami puber terlalu cepat, kematangan seksualnya kurang diimbangi dengan perkembangan kedewasaan. Akibatnya ia jadi lebih rentan terjerumus dalam perilaku seksual berisiko.

Untuk membuat anak-anak mendapat informasi yang benar, orang tua harus selalu jujur dan terbuka kepada anak. Komunikasi yang lancar dengan anak adalah faktor kunci yang membentengi anak mencari informasi dari sumber lain selain orang tua. Di sekolah, guru juga sebaiknya mulai mengajarkan pendidikan seks secara proporsional.

"Apabila ada pertanyaan dari anak yang sekiranya vulgar atau sensitif, jangan dijawab di depan anak-anak lain sehingga membuat anak-anak lain terusik penasarannya. Berikan penjelasan yang jelas kepada anak sesuai dengan usianya secara pribadi atau terpisah dari teman lainnya, misalnya anak tersebut dipanggil ke ruang guru," terang dr Nugroho. Sumber.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

09/12/12

Penyebab Anak Cepat Puber: Gangguan Hormon Hingga Pola Makan


Pubertas atau lebih dikenal dengan puber merupakan masa transisi antara masa kanak-kanak ke dewasa. Ini adalah proses normal tubuh bila memang terjadi pada waktunya. Namun faktor-faktor tertentu bisa membuat si puber datang lebih awal.

Pubertas dikatakan normal bila tanda awal pubertas mulai muncul pada anak perempuan pada usia 8-13 tahun, sedangkan pada anak laki-laki pada usia 9-14 tahun.

"Kalau perempuan kurang dari 8 tahun sudah puber atau laki-laki kurang dari 9 tahun, itu namanya pubertas dini," ujar dr Aditya Suryansyah Semendawai, Sp.A, saat berbincang dengan detikHealth, ditulis Rabu (21/11/2012).

Menurut dr Adit, anak perempuan dikatakan sudah puber bila mulai mengalami pembesaran payudara. Sedangkan pada laki-laki, tanda awal pubertas ditandai dengan pembesaran testis, bukan mimpi basah.

Nah, bila sebelum berusia 8 tahun payudara si putri sudah membesar, ia dikatakan mengalami pubertas dini atau dalam istilah kedokteran disebut pubertas prekoks.

"Pubertas dini tergantung dari berbagai faktor, seperti faktor ras, genetik, atau penyakit tertentu, ada sosial ekonomi, gaya hidup, makanan, obat-obatan juga bisa," jelas dokter spesialis anak yang berpraktik di RSAB Harapan Kita Jakarta.

dr Adit menjelaskan, ada beberapa penyakit tertentu yang dapat merangsang produksi hormon gonad, seperti tumor ovarium atau tumor testis. Berdasarkan pengalaman dr Adit, pubertas dini pada anak perempuan biasanya lebih sering disebabkan karena gangguan hormon di otak yaitu di hipotalamus dan hipofise, sedangkan pada anak laki-laki karena tumor.

Selain karena penyakit dan genetik, puber juga banyak dipengaruhi oleh gaya hidup dan lingkungan. Laporan medis dari University of Michigan Health System telah meyakinkan bahwa anak perempuan yang kelebihan berat badan lebih mungkin untuk memasuki pubertas dini.

Obat-obatan yang mengandung hormon, makanan yang mengganggu keseimbangan hormon seperti junk food, sering bergaul dengan orang dewasa atau nonton film dewasa (sinetron), serta faktor lingkungan juga berperan dalam perkembangan hormonal yang menyebabkan pubertas dini. Sumber.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

08/12/12

Anak yang Cepat Puber Lebih Rentan Perilaku Seks Berisiko?


Puber seharusnya menjadi peristiwa yang normal dan dialami oleh hampir semua manusia. Tapi jika seorang anak mengalami puber lebih cepat dipercaya bisa memicu perilaku seks berisiko, benarkah?

Anak yang pubertas dini akan mengalami kematangan fungsi seksual yang lebih cepat. Tak jarang kondisi ini seringkali disangkut pautkan dengan rentan melakukan perilaku seks berisiko.

"Harusnya nggak ada hubungan, karena perilaku hubungan seks itu sebenarnya dipengaruhi oleh banyak hal," ujar psikolog Rustika Thamrin, Psi saat ditemui detikHealth dan ditulis, Rabu (21/11/2012).

Psikolog Tika menjelaskan kemungkinan perilaku seks berisiko ini terjadi akibat ia merasa kurang kasih sayang, karena jika ia mendapat kasih sayang yang cukup dari orangtuanya dan memiliki penanaman nilai moral yang baik ia bisa tahu batasan-batasannya.

"Tapi jika ia tidak mendapat kasih sayang yang cukup maka ia perlu terikat dengan orang lain secara dalam sehingga lebih mudah masuk ke hubungan seks berisiko. Belum lagi stimulasi dari film, DVD, internet bebas dan lain-lain," ungkapnya.

Tika mengungkapkan kasih sayang orangtua snagat penting dan untuk mengetahui apakah kasih sayang yang diberikan sudah cukup atau belum bagi anak perlu dilakukan komunikasi dua arah yang baik.

Sementara itu pakar seksologi Prof Dr dr Wimpie Pangkahila, SpAnd, FAACS menuturkan pubertas dini yang terjadi pada perempuan umumnya disebabkan karena gangguan hormon.

"Mereka lebih berisiko karena pada masa puber sudah muncul keinginan untuk melakukan aktivitas seksual. Apabila perkembangan seksualnya lebih cepat tapi kepribadiannya belum dewasa, maka berisiko melakukan seks tidak aman," ujar Prof Wimpie.

Hal ini karena jika seseorang terlalu cepat pubertas akibat kadar hormon yang tinggi maka itu membuat anak lebih cepat dewasa, padahal mungkin mentalnya belum siap untuk menjadi dewasa.

Untuk itu pendidikan seks penting sehingga anak bisa paham dengan apa yang terjadi pada dirinya. Pendidikan seks ini bisa dimulai sejak pra-pubertas yang berisi pengenalan anggota tubuh. Hal yang penting adalah anak kenal dengan tubuhnya sendiri, bagaimana merawat alat genital agar terjaga higienitas supaya tidak ada penyakit dan tetap sehat.

Sedangkan saat anak sudah puber baru dikenalkan dengan bagian tubuh yang lebih kompleks seperti hormon dan dibarengi dengan tata krama, misalnya saat puber hormon reproduksi sudah aktif jadi anak harus hati-hati dengan perilakunya. Aktivitas seksual bisa menyebabkan hamil, atau seks bebas dapat menyebabkan penyakit infeksi menular. Sumber.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

07/12/12

Benda Sehari-hari yang Bisa Bikin Anak Cepat Puber


'Anak sekarang cepat gede ya'. Ungkapan itu sepertinya sudah biasa diucapkan oleh orang tua zaman sekarang. Dibandingkan zaman dahulu, penelitian menunjukkan anak-anak sekarang cenderung puber lebih cepat. Salah satu faktornya adalah paparan bahan kimia dari benda-benda yang dipakai sehari-hari.

Secara umum, tanda awal pubertas yang normal mulai muncul pada anak perempuan pada usia 8-13 tahun, sedangkan pada anak laki-laki pada usia 9-14 tahun.

Bila tanda seksual sekunder pada anak perempuan muncul sebelum usia 8 tahun dan anak laki-laki sebelum usia 9 tahun, hal itu disebut pubertas prekoks atau pubertas dini. Pada anak perempuan, tanda awal pubertas ditandai dengan pembesaran payudara, sedangkan pada anak laki-laki pembesaran testis.

Ada berbagai faktor penyebabnya. Penelitian telah membuktikan bahwa racun dari lingkungan dapat mempengaruhi hormon dan menyebabkan pubertas prekoks atau pubertas dini. Parahnya, zat-zat kimia tersebut juga banyak terdapat pada benda yang sering digunakan sehari-hari.

"Bahan kimia bisa juga (menyebabkan pubertas dini) kalau mempengaruhi otak dan hormonnya terganggu," jelas dr Aditya Suryansyah Semendawai, Sp.A, saat berbincang dengan detikHealth, ditulis Rabu (21/11/2012).

Studi yang dilakukan Dr Maria Wolff dan rekannya dari Mount Sinai School of Medicine, menemukan bahwa efek bahan kimia tertentu yang ditemukan dalam berbagai macam produk sehari-hari, seperti cat kuku, kosmetik, parfum, lotion dan shampoo, menunjukkan hubungan langsung dengan pertumbuhan dini payudara dan pengembangan rambut kemaluan pada anak perempuan.

Selain itu, studi terbaru yang dilakukan American Academy of Pediatrics (AAP) anak laki-laki sekarang lebih cepat puber jika dibanding beberapa dekade lalu. Menurut studi tersebut, pestisida dan bisphenol A (BPA) atau bahan kimia yang umum digunakan untuk membuat botol plastik, kaleng pembungkus makanan dan struk belanja, ditengarai memiliki pengaruh.

Namun dr Adit menegaskan, tidak semua pubertas dini terjadi karena bahan kimia. Nyatanya, di Indonesia pubertas dini banyak terjadi karena adanya penyakit tertentu.

"Pubertas dini pada anak perempuan biasanya lebih sering disebabkan karena gangguan di sentral, hormon di otaknya yaitu di hipotalamus dan hipofise, sedangkan pada anak laki-laki karena tumor," ujar dokter spesialis anak yang berpraktik di RSAB Harapan Kita Jakarta ini. Sumber.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

06/12/12

Ancaman yang Harus Diwaspadai Jika Anak Puber Terlalu Cepat


Mengalami puber terlalu cepat tidak hanya membuat anak merasa berbeda dari teman sebayanya. Lebih dari itu, ternyata ada banyak ancaman kesehatan yang perlu diwaspadai ketika anak tumbuh dewasa sebelum waktunya. Apa saja risikonya?

"Oh banyak (risikonya). Kalau kita tahu penyebabnya, tentu kalau kita biarkan terus akan banyak risikonya nanti," kata Dr Aman Pulungan, SpA(K), konsultan endokrinologi anak dari RS Cipto Mangunkusumo saat dihubungi detikHealth, seperti ditulis Rabu (21/11/2012).

Risiko yang mengancam kesehatan anak ketika masa puber datang terlalu cepat menurut Dr Aman sangat beragam tergantung penyebabnya. Salah satu penyebab pubertas dini yang harus diwaspadai adalah gangguan pada kelenjar anak ginjal atau adrenal yang disebut Hiperplasia Adrenal Kongenital (HAK).

Baik pada laki-laki maupun perempuan, gangguan yang ditandai dengan pembesaran alat kelamin ini sering menyebabkan kematian akibat krisis adrenal karena terlambat ditangani. Pada laki-laki risikonya lebih besar karena kadang-kadang alat kelamin yang lebih besar justru dianggap membanggakan.

Terlepas dari apa penyebabnya, pubertas dini juga memberikan ancaman terhadap kepadatan massa tulang. Risiko mengalami osteoporosis atau pengeroposan tulang meningkat baik pada laki-laki maupun perempuan yang mengalami pubertas lebih awal, karena kondisi hormonalnya berubah.

Risiko keganasan juga bisa mengalami peningkatan khususnya pada perempuan karena terkait dengan masa menopause. Karena menstruasi dimulai lebih awal, menopause juga akan datang lebih cepat dan menurut berbagai penelitian hal itu bisa meningkatkan risiko kanker payudara.

Ancaman yang tidak kalah penting untuk diwaspadai menurut Dr Aman adalah perkembangan psikologis anak. Ada lebih banyak risiko yang dihadapi ketika anak dewasa terlalu cepat dibandingkan jika sesuai dengan usianya.

Secara langsung, menjadi dewasa terlalu cepat memang tidak berhubungan dengan perilaku seks berisiko tetapi bisa meningkatkan risiko bila dikaitkan kematangan emosional. Gairah seks yang meningkat pada masa puber tentu bisa berbahaya jika kontrol emosinya belum matang.

"Yang terpenting bagi orang tua adalah segera bawa ke dokter jika anak mengalami puber terlalu cepat. Oleh karena itu, orang tua juga perlu tahu kapan seharusnya anak mengalami puber dan apa saja tanda-tanda pubertas," pesan Dr Aman. Sumber.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

05/12/12

Malu Saat Menstruasi Pertama Datang Terlalu Cepat


Umurnya baru 9 tahun, tapi Mawar sudah mendapat menstruasi pertamanya. Saat itu, dia satu-satunya siswa kelas 4 di kelasnya yang sudah menstruasi. Mendapati dirinya sedikit berbeda dari teman-temannya membuat Mawar malu.

"Malu juga sih karena teman-teman belum ada yang menstruasi. Makanya saya nggak bilang ke teman-teman yang lain, cuma ke keluarga saja," tutur Mawar kepada detikHealth, Rabu (21/11/2012).

Apalagi saat itu, tante-tantenya membandingkan kondisi mereka dengan mawar. Mereka mengatakan baru mendapat menstruasi pertama saat sudah duduk di bangku SMP.

"Untungnya waktu kelas 5 mulai ada teman yang juga sudah menstruasi, jadi sudah tidak terlalu malu lagi," imbuh perempuan 29 tahun ini.

Perkembangan fisik Mawar mulai menunjukkan perubahan saat dirinya duduk di kelas 2 SD. Saat itu payudaranya yang masih rata terasa sakit. Namun jika diraba ada sesuatu yang membuat sakit. Ternyata saat itulah payudara Mawar mulai tumbuh.

Menurut Mawar, saat kecil dulu dirinya bertubuh subur dan berperawakan bongsor. Sekali makan, Mawar sanggup menghabiskan dua piring nasi.

"Makannya sih seimbang dengan lauk yang variatif dan sayuran, tapi memang saya porsi makannya banyak. Mama saya pintar masak, jadinya saya suka makan," terangnya sambil tertawa.

Diana, salah seorang mahasiswi di kota Bandung juga menuturkan pengalaman temannya yang mendapat menstruasi pertama lebih cepat dibanding yang lain. Teman Diana juga mendapat menstruasi pertama di umur 9 tahun.

"Anaknya cuek, jadi dia cuek-cuek saja dapat menstruasi lebih cepat," ucapnya.

Yang unik, ada teman masa kecil Diana yang justru ingin lebih cepat dewasa. Gadis kecil itu ingin cepat-cepat memiliki dada besar seperti perempuan dewasa.

"Malah dia waktu itu pakai kaos ketat dan sudah pakai bra. Karena aneh, dia jadi nggak punya teman dan jadi bahan omongan," tutur Diana. Sumber.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

04/12/12

Jerawat Bukan Satu-satunya Problem Khas di Masa Puber


Mengidentifikasi pubertas pada anak-anak paling mudah dilakukan dengan melihat wajahnya. Kalau semula halus mulus lalu tiba-tiba banyak jerawat, maka kemungkinan sedang puber. Tapi masalah yang muncul saat puber bukan cuma jerawat lho.

Berbagai permasalahan yang bisa muncul menyertai masa pubertas antara lain sebagai berikut, seperti dikutip dari Medicinenet, Rabu (21/11/2012).

1. Jerawat
Munculnya bintik-bintik jerawat di sekitar wajah hampir tak terhindarkan saat anak-anak memasuki masa puber. Perubahan hormonal yang terjadi baik pada laki-laki maupun perempuan memang meningkatkan risiko pembengkakan atau radang di kelenjar keringat dan akar rambut yang akhirnya menjadi jerawat.

2. Membesarnya payudara laki-laki
Bukan cuma anak perempuan yang payudaranya membesar di masa puber, beberapa anak laki-laki juga mengalaminya. Membesarnya payudara anak laki-laki atau gynecomastia saat puber biasanya akan pulih dengan sendirinya dan masih bisa dikatakan normal jika berlangsung tidak lebih dari 6-18 bulan sejak munculnya ciri-ciri seksual sekunder untuk pertama kalinya.

3. Anemia
Di masa puber, laki-laki mengalami peningkatan ferritin atau zat besi maupun hemoglobin atau zat merah darah. Peningkatan ini tidak teramati pada perempuan, sehingga anemia atau kurang darah sering dialami anak perempuan yang sedang puber apalagi pada masa itu ada banyak darah yang keluar melalui menstruasi pertama.

4. Mata minus
Pertumbuhan yang dialami anak-anak pada masa puber tidak hanya terjadi pada tulang dan otot, melainkan juga pada ukuran bola mata. Pertumbuhan pada diameter axial bola mata sering berdampak pada munculnya rabun jauh (myopi) atau mata minus yang memang sering ketahuan untuk pertama kalinya pada masa puber.

5. Cedera otot dan tulang
Pertumbuhan tulang yang terjadi di masa puber kadang tidak dibarengi dengan mineralisasi sehingga tulang belum terlalu padat dan mudah cedera. Selain itu, pertumbuhan beberapa bagian tubuh yang tidak selalu berbarengan membuat sendi-sendi dan tulang memiliki rentang pergerakan yang terbatas dan rentan keseleo. Sumber.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

03/12/12

Novel Erotis dan Menstruasi Pertama Mawar


Di kelasnya, Mawar adalah siswi pertama yang mendapat menstruasi. Saat itu Mawar baru berumur 9 tahun dan duduk di kelas 4 SD. Menstruasi pertama yang datang lebih cepat ketimbang teman-temannya itu terjadi tak lama setelah Mawar membaca novel erotis secara tidak sengaja.

"Menstruasi pertama saya umur 9 tahun. Waktu itu kelas 4 SD. Saya kaget waktu itu. Lalu mama saya mengajari cara mencuci celana, memakai pembalut," kisah Mawar kepada detikHealth, Rabu (21/11/2012).

Sang mama khawatir atas menstruasi pertama putri sulungnya yang datang begitu cepat. Padahal di keluarga mereka, umumnya anak perempuan mendapatkan menstruasi pertama saat duduk di bangku SMP.

"Lalu mama telepon dokter. Kata dokter saya kelebihan gizi. Waktu kecil saya memang bongsor, tinggi dan besar," tutur Mawar.

Menurut dia beberapa waktu sebelum mendapat menstruasi pertama, Mawar mengaku sempat membaca novel erotis. Novel itu didapatnya saat membantu nenek membersihkan gudang. Rupanya novel itu milik salah satu pemuda yang dulu kost di rumah nenek Mawar.

"Waktu kecil saya baca semuanya. Makanya waktu menemukan novel itu ya langsung saya baca. Ke mana-mana saya bawa novelnya. Pernah diambil papa saya dan ditaruh di atas kulkas, karena saya bongsor saya bisa ambil lagi dan baca lagi," papar perempuan 29 tahun ini.

Saat membaca Novel itu, ada sensasi dalam diri Mawar yang melesat hingga ke ubun-ubun. "Apa menstruasi saya kecepetan karena novel yang saya baca itu ya," ucapnya.

Karena cepat mendapat menstruasi, Mawar khawatir dirinya akan cepat menopause juga. Karena itu dia berharap bisa segera mendapat momongan.

"Katanya risikonya menopause dini. Makanya saya ingin segera punya anak," sambung Mawar yang baru beberapa bulan menikah ini. Sumber.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

02/12/12

Banyak Bergaul dengan Orang Dewasa Bikin Anak Cepat Puber?


Ada anggapan yang beredar dimasyarakat jika anak sering bergaul dengan orang dewasa maka bisa membuat si anak jadi lebih cepat puber. Tapi sebenarnya benarkah anggapan tersebut?

Secara umum, tanda awal pubertas yang normal mulai muncul untuk anak perempuan pada usia 8-13 tahun, sedangkan untuk anak laki-laki umumnya terjadi pada usia 9-14 tahun.

Bila tanda seksual sekunder pada anak perempuan muncul sebelum usia 8 tahun dan anak laki-laki sebelum usia 9 tahun, hal itu disebut pubertas prekoks atau dikenal dengan pubertas dini.

Pada anak perempuan, pubertas dini ditandai dengan timbulnya pembesaran payudara, pertumbuhan tinggi badan yang cepat dibanding anak seumurnya dan tumbuh rambut kemaluan lebih awal. Sementara itu, pada anak laki-laki diawali dengan pembesaran buah zakar (testis) kemudian diikuti pembesaran penis.

"Pubertas itu lebih kepada fisik, hormon, tubuh, fisiologis dan bukan psikologis," ujar psikolog Rustika Thamrin, Psi saat ditemui detikHealth dan ditulis, Rabu (21/11/2012).

Lebih lanjut psikolog yang akrab disapa Tika ini menuturkan kalau dari makanan ada kemungkinan bisa menyebabkan terjadinya pubertas dini. Tapi lingkungan bisa membuat seseorang ingin mencoba atau penasaran dengan alat kelaminnya meski sebenarnya mereka tidak mengerti.

Pubertas dini yang terjadi pada anak perempuan sering disebabkan karena gangguan hormon di otak yaitu di hipotalamus dan hipofise, sedangkan pada anak laki-laki karena adanya tumor. Meski tidak semua kasus pubertas dini penyebabnya akibat ada tumor.

Sementara itu pakar seksologi Prof DR dr Wimpie Pangkahila, SpAnd, FAACS menuturkan tergantung dari bagaimana cara bergaulnya si anak. Jika anak tersebut bergaulnya biasa saja maka tidak akan menyebabkan masalah.

"Tapi kalau bergaul dengan orang dewasa yang memberikan rangsangan seksual, misalnya memperlihatkan gambar-gambar erotis atau rangsangan audio visual, maka bisa saja," ujar Prof Wimpie.

Pubertas terjadi secara alami dan biasanya terjadi ketika seorang anak mulai masuk remaja yang mana mengalami perubahan fisik, psikis dan pematangan fungsi seksual. Jika terjadi secara normal maka kondisi ini tidak memiliki efek buruk karena hal yang normal dialami oleh semua manusia. Sumber.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

01/12/12

Anak Dikatakan Puber Terlalu Cepat Kalau Seperti Ini


Dimulainya masa puber pada masing-masing orang tidak selalu sama. Ada yang mengalaminya sejak umur 10 tahun, ada pula yang baru memulai pubertas pada umur belasan tahun. Lalu apa batasannya seseorang dikatakan puber terlalu cepat?

"Ada batasannya. Kalau perempuan 8 tahun, laki-laki 9 tahun. Kalau kejadiannya (puber) sebelum itu, kita bilang dini," kata Dr Aman Pulungan, SpA(K), konsultan endokrinologi anak dari RS Cipto Mangunkusumo saat dihubungi detikHealth, seperti ditulis pada Rabu (21/11/2012).

Batasan umur yang dimaksud Dr Aman berlaku sejak munculnya ciri-ciri seksual sekunder mulai pada anak. Pada laki-laki misalnya, ditandai dengan pembesaran testis dan tumbuhnya rambut-rambut halus di kemaluan sedangkan pada perempuan biasanya dimulai dengan pembesaran payudara.

Proses pematangan sistem reproduksi yang ditandai dengan menstruasi pada perempuan dan produksi sperma pada laki-laki tidak selalu menjadi patokan dimulainya masa puber. Umumnya, proses ini justru muncul belakangan dan jaraknya sejak mulai puber bisa berbeda-beda pada setiap individu.

Perempuan biasanya mengalami menstruasi pertama kurang lebih 2 hingga 2,5 tahun sejak ciri-ciri seksual sekundernya muncul di awal masa puber. Laki-laki butuh waktu lebih pendek untuk mengalami mimpi basah sebagai tanda bahwa sistem reproduksinya sudah menghasilan sperma.

Ciri-ciri seksual sekunder lainnya yang juga bisa diamati adalah perubahan suara pada laki-laki menjadi lebih berat atau nge-bass. Perubahan massa otot pada anak laki-laki juga terjadi pada masa tersebut, menjadi lebih padat dan besar dari sebelumnya.

Penting pula untuk diketahui, pertumbuhan tinggi badan secara pesat juga terjadi pada masa pubertas. Rata-rata 17-18 persen tinggi badan saat dewasa didapat pada masa puber. Dibandingkan laki-laki, perempuan biasanya mengalami pertumbuhan tinggi badan lebih cepat di masa ini. Sumber.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 

Pubertas Dini. Info Seputar Ibu Hamil, Anak, Bayi dan Balita...